Aparat diminta memperketat pengawasan di wilayah perbatasan, terutama di Kalimantan dan Sulawesi untuk memutus mata rantai jaringan teroris internasional masuk ke Indonesia. "Contohnya di wilayah perbatasan di Pulau Sebatik, Sangihe Talaud, dan wilayah perbatasan lainnya. Kalau tidak dilakukan penjagaan secara ketat, jangankan senjata api, pelaku dari jaringan teroris internasional dapat masuk dengan bebas ke Indonesia," kata pengamat terorisme, Al Chaidar kepada Koran Jakarta, Minggu (2/9).
Jaringan teroris internasional itu tidak hanya menyuplai senjata api untuk kepentingan teror, tetapi juga melatih dan turut meneror subjek dan objek penting di Indonesia. "Saya menduga senjata yang digunakan itu adalah hasil rampasan yang dilakukan pejuang Moro di Filipina," kata Chaidar.
Sementara itu kepolisian menyelidiki senjata yang digunakan Farhan dan Muchsin, tersangka teroris, dalam baku tembak dengan Densus 88 Antiteror di Jalan Veteran, Tipes, Kecamatan Serengan, Kota Solo, Jumat (31/8) . Dari alat bukti yang disita aparat, senjata yang digunakan adalah pistol Pietro Beretta buatan Italia yang bertuliskan Property Philipines National Police di sebelahnya.
"Sekarang masih disidik dan dikembangkan. Kepolisian hingga kini masih mengumpulkan data untuk menemukan asal senjata itu," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat, Inspektur Jenderal Anang Iskandar, di Jakarta, Minggu (2/9). Anang menjelaskan salah satu tersangka yang ditangkap dalam keadaan hidup di Karang Anyar, Bayu, sudah diperiksa di Jakarta.
Dua rekannya, Farhan dan Muchsin, tewas dalam baku tembak dengan Detasemen Khusus Antiteror 88. Sementara itu, seorang anggota Densus 88, Bripda Suherman, juga tewas karena tertembak di bagian perut. Kepolisian, hingga kini, berkesimpulan tiga terduga teroris yang berusia sekitar 19 tahun itu merupakan rekrutan baru.
Akan tetapi, ketiganya masih memiliki kaitan dengan jaringan teroris lama. Polisi berhasil menyita beberapa barang bukti dalam penangkapan tiga tersangka teroris itu, yaitu sebuah pistol Pietro Beretta buatan Italia, tiga magasin, 43 butir peluru kaliber 9 mm merek Luger, dan 9 holopoint CBC 9 mm.
Polisi menangkap ketiga teroris karena diduga berperan dalam penyerangan tiga pos polisi di Solo, yaitu Pos Pengamanan Mudik di Gemblekan pada 17 Agustus 2012, Pos Pengamanan Mudik di Gladak pada 18 Agustus 2012, dan Pos Polisi di Singosaren pada 31 Agustus 2012.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan terduga teroris, Bayu, bukanlah otak dari aksi teror yang terjadi di Pos Pengamanan dan Pos Polisi di Solo. Ia hanya berperan membeli pelat nomor palsu untuk kendaraan bermotor roda dua yang digunakan dalam melakukan aksi teror tersebut.
Sumber : Koran Jakarta
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Senin, 03 September 2012
Pengawasan di Wilayah Perbatasan Harus Diperketat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
TNI AL terus berbenah memperbaiki armada kapal perang mereka agar semakin disegani dan berwibawa. TNI AL harus memutar otak di tengah keterb...
-
Masih ingat dengan drone combatan yang tengah dirancang Indonesia? Ya siapalagi kalo bukan Drone Medium Altitude Long Endurance Black Eagle....
-
Kapal berteknologi tercanggih TNI AL saat ini, KRI Klewang-625, terbakar di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur. Hingga berita i...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
-
Mayor Agus Harimurti Yudhoyono Brigif Linud 17 Kostrad mendapatkan penghormatan, menjadi pasukan AD pertama yang menggunakan Ba...
-
Sistem pertahanan Indonesia diciptakan agar menjamin tegaknya NKRI, dengan konsep Strategi Pertahanan Berlapis. SISTEM Pertahanan Indonesi...
-
Pengakuan soal ketangguhan Tentara Nasional Indonesia di hadapan militer dunia lainnya seakan tak habis-habis. Setelah kisah Kopaska AL ata...
-
Kementerian Pertahanan saat ini menunggu kedatangan perangkat alat sadap yang dibeli dari pabrikan peralatan mata-mata kondang asal Inggris,...
-
PT Pindad (Persero) telah mampu memproduksi produk militer kelas dunia. Mengadopsi teknologi dan ilmu dari Eropa dan NATO (North Atlantic T...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar