Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) Iskandar Muda Mayor Jenderal Zahari Siregar memerintahkan jajarannya menarik semua anggota TNI Angkatan Darat yang menjadi penjaga keamanan di perusahaan-perusahaan perkebunan di wilayah Aceh.
"Saya perintahkan kepada semua jajaran Kodam Iskandar Muda untuk mulai saat ini menarik prajurit-prajurit saya yang dipekerjakan di perkebunan-perkebunan yang ada di wilayah Provinsi Aceh ini. Kembali latihan, back to professionalism. Kerjamu bukan di sana," ucap Zahari kepada wartawan di Banda Aceh, Kamis (6/9/2012).
Sebelumnya, sejumlah kelompok masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) bidang lingkungan di Aceh menyatakan keberatan dengan masih banyaknya prajurit TNI yang menjadi petugas keamanan di perusahaan-perusahaan perkebunan swasta di Aceh. Keberadaan anggota TNI tersebut memperuncing konflik lahan antara perusahaan perkebunan dan masyarakat sekitarnya karena penggunaan cara kekerasan dan intimidasi oleh tentara untuk menekan masyarakat sekitar perkebunan.
Zahari mengatakan, keberadaan anggota TNI AD di perkebunan-perkebunan tak saja mengganggu tugas profesional prajurit, tetapi juga mengurangi kemampuan fisik mereka sebagai garda depan penjaga keamanan rakyat.
"Sayang sekali kalau kamu (prajurit TNI) di sana. Fisikmu enggak akan terpelihara. Sakit kamu nanti. Tapi, kalau kamu kembali latihan, fisikmu sehat, matanya menteleng, siap melihat segala sesuatu, maka akan lama masa pakainya. Sehat akhirnya," tandas Zahari.
Sumber : Kompas
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Kamis, 06 September 2012
Prajurit TNI Dilarang Jaga Perkebunan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
bahaya kalau peperangan, pasukan tni minum air di sungai atau makan dari hasil perkebunan/peternakan di sekitar di area peperangan.. karena itu bisa tdk dapat simpati dari rakyat, kalo gak beli. Tetapi lebih bahaya kalo terjadi minum dan makan, air maupun perkebunan/peternakan disebarkan bahan kimia beracun oleh musuh di perbatasan, mati lah udah.. makanya dalam peperangan, jangan makan atau minum di sekitar di area peperangan, makan saja bekal bawaan di tas. lebih jauh aman dan keselamatan pasukan.
BalasHapus