Anggota Komisi III DPR RI, I Gede Pasek Suardika menilai, marak aksi teror terhadap aparat kepolisian belakangan ini diduga karena polisi memiliki musuh dari tiga kalangan. Menurut dia, pelaku yang menyerang sejumlah anggota polisi baru-baru ini adalah salah satu dari kelompok ini.
"Polisi saat ini memiliki banyak musuh. Banyak masyarakat yang protes terhadap polisi, bahkan persepsi yang terbangun di kalangan masyarakat saat ini adalah polisi jadi musuh bersama," kata I Gede Pesek di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu 14 September 2013.
Politikus Demokrat ini menjelaskan, ketiga musuh Polisi itu antara lain, pertama penjahat, yakni bandar narkoba atau sindikat kejahatan. Kedua, pesaing polisi dalam kegiatan pengamanan sebuah perusahaan, dan ketiga yaitu orang yang pernah menjadi korban atas tindakan oknum-oknum polisi, mereka dendam lalu menyerang balik.
"Musuh dari kalangan pesaing ini yaitu, soal pengamanan kapital-kapital baru (perusahaan)," ujarnya.
Sedangkan mengenai musuh polisi dari kelompok yang dendam itu adalah dari jaringan teroris. Sebab pada bulan Juli hingga Agustus lalu, Polri melalui tim Densus 88 Anti Teror gencar memberantas kelompok teror tersebut.
"Bulan September dan Oktober ini merupakan bulan balasan oleh kelompok-kelompok yang dendam itu," tuturnya.
Menyusul aksi teror penembakan terhadap Brigadir Kepala Sukardi di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Selasa malam lalu, seorang anggota Sabhara Mabes Polri Briptu Ruslan Kusuma ditembak orang tak dikenal di daerah Pekapuran, Cimanggis, Depok, Jumat malam, 13 September 2013.
Briptu Ruslan menderita luka tembak di kakinya, diduga motif pelaku adalah pencurian kendaraan bermotor. Sebab motor Kawasaki Ninja miliknya dibawa kabur empat orang pelaku. (VivaNews)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Minggu, 15 September 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
TNI AL terus berbenah memperbaiki armada kapal perang mereka agar semakin disegani dan berwibawa. TNI AL harus memutar otak di tengah keterb...
-
Dogfight adalah bentuk pertempuran antara pesawat tempur, khususnya manuver pertempuran pada jarak pendek secara visual. Dogfighting perta...
-
Kapal berteknologi tercanggih TNI AL saat ini, KRI Klewang-625, terbakar di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur. Hingga berita i...
-
Pengakuan soal ketangguhan Tentara Nasional Indonesia di hadapan militer dunia lainnya seakan tak habis-habis. Setelah kisah Kopaska AL ata...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
-
PT Pindad (Persero) telah mampu memproduksi produk militer kelas dunia. Mengadopsi teknologi dan ilmu dari Eropa dan NATO (North Atlantic T...
-
Oleh : Prayitno Ramelan, Air Vice Marshal (Ret) Dasar pemikiran strategis dari Pimpinan TNI, khususnya TNI AU serta Kemenhan untuk memodern...
-
Sistem pertahanan Indonesia diciptakan agar menjamin tegaknya NKRI, dengan konsep Strategi Pertahanan Berlapis. SISTEM Pertahanan Indonesi...
-
Mayor Agus Harimurti Yudhoyono Brigif Linud 17 Kostrad mendapatkan penghormatan, menjadi pasukan AD pertama yang menggunakan Ba...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar