Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Purnomo Yusgiantoro, meresmikan penggunaan lima kapal perang di Pelabuhan Batuampar, Sabtu (27/9/2014).
Kelima kapal perang tersebut yakni KRI Sidat 851 yang diserahkan kepada TNI Angkatan Laut, serta meresmikan empat kapal perang lainnya, KRI Surik 645, KRI Siwar 464, KRI Parang 647, dan KRI Terapang 648.
Kapal-kapal perang tersebut, terbuat dari baja khusus High Tensile Steel yang diproduksi PT Citra dan Palindo Marine Shipyard Batam. Bahan baja tersebut diproduksi PT Krakatau Steel, Cilegon.
KRI Sidat 861, merupakan jenis kapal cepat rudal (KCR) 40 dengan spesifikasi teknologi tinggi dengan panjang 44 meter, lebar 8 meter, tinggi 3,4 meter dan sistim propulasi fixed propeler 5 daun.
Kapal yang disiapkan untuk penambahan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI AL dalam mengamankan wilayah laut Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) itu, mampu berlayar dengan kecepatan 35 knot.
"Meski berukuran kecil, kapal ini lincah di segala medan. Selain itu, kapal ini juga dilengkapi dengan peluru kendali yang bisa menghadapi kapal besar," kata Purnomo Yusgiantoro, dalam peresmian kapal-kapal tersebut, Sabtu siang.
Ditambah dengan KRI Sidat 851, sudah 5 kapal tipe KCR 40 yang diprosuksi di Batam. Sebelumnya, kapal perang seharga Rp73 miliar yang diperuntukkan menambah armada dan kekuatan TNI AL adalah KRI Alamang 644, KRI Clurit 641, KRI Kujang 642 dan KRI Beladau 643.
Kapal KCR 40 ini lanjutnya, dipersenjatai rudal anti kapal C-705 buatan China. Rudal-rudal itu ditempatkan di bagian buritan dengan posisi melintang. Pada bagian depan juga terpasang meriam Closed In Weapon System (CIWS) kaliber 30 mm, sementara di bagian anjungan belakang akan dipasang 2 buah meriam 20 mm.
"Kapal KRI Sidat 851 nantinya akan digunakan untuk memperkuat pengamanan laut di wilayah armada barat (Armabar). Kapal ini cocok dengan karakteristik wilayah barat yang lautnya lebih dangkal karena bentuknya yang kecil. Rencananya kapal ini juga diturunkan dam HUT TNI Oktober nanti," kata Purnomo.
Meskipun bentuknya lebih kecil dibandingkan kapal perang lain, namun kapal jenis ini bisa lebih cepat dalam melakukan manuver saat digunakan untuk penjagaan dan pengamanan di laut.
"Sama dengan KCR 40 lainnya, KRI Sidat 851 diciptakan untuk operasi militer pertempuran dan perang, selain itu bisa digunakan dalam tugas TNI AL dalam menjaga keamanan laut," tambahnya.
Peresmian tersebut ditandai dengan penyerahaan miniatur kapal dari PT yang memproduksi kepada Menhan RI secara simbolis, serta penandanganan peresmian. (Batamtoday)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Minggu, 28 September 2014
Menteri Pertahanan Resmikan 5 Kapal Perang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar