Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo pada 27 Desember 2015-3 Januari 2016 melakukan kunjungan ke sejumlah daerah perbatasan. Salah satu yang dikunjungi adalah Pulau Saumlaki di Maluku yang merupakan daerah perbatasan Indonesia di wilayah timur.
Di pulau tersebut, kata Gatot, sebenarnya sudah ada radar untuk memantau pergerakan pesawat asing yang masuk otoritas Indonesia. Namun tak ada yang bisa dilakukan setelah radar tersebut mendeteksi adanya pesawat asing yang masuk. Dia mengibaratkan radar itu hanya bisa berdoa ketika ada pesawat asing yang masuk.
"Di Pulau Saumlaki, ada sebuah radar, tetapi jika radar tersebut melihat ada pesawat yang masuk ke wilayah Indonesia, dia hanya bisa berdoa saja. Berdoa, Ya Tuhan semoga mereka bisa segera keluar," kata Gatot kepada wartawan usai menghadiri perayaan Natal di Gedung Ahmad Yani, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (7/1/2016). Gatot mengatakan hal itu sambil tersenyum.
Menurut dia, jika deteksi radar itu diteruskan ke Lapangan Udara di Makassar juga percuma. Pasalnya dari Makassar tidak bisa mengirim pesawat Sukhoi untuk mengusir pesawat asing tersebut. "Karena kalau menyampaikan kepada kelanudan kemudian mengirimkan Sukhoi dari Makassar itu nggak bisa, nggak bisa dikirim," kata Gatot.
Selain sarana, jumlah personel di daerah perbatasan juga sedikit. Menurut Gatot di daerah perbatasan hanya ada 2 personel Angkatan Laut dan 2 Babinsa. Hasil temuan inilah yang menurut Gatot akan dijadikan evaluasi untuk menambah kekuatan di daerah perbatasan. TNI akan menambah jumlah dan kemampuan personel di daerah perbatasan. Sarana dan prasarana juga akan ditambah.
"Kami akan terus mengevaluasi dan gelar kekuatan dan kemampuan, kami akan menyebarkan anggota kami. Kami lihat ada peluang, kami sudah punya beberapa bandara milik Angkatan Udara nanti tinggal kami panjangkan lagi. Setelah kami kembangkan bandara baru kami gelar kekuatan dan kemampuan, di situ kan ada beberapa yang masih kosong . Tentu kami harus kerjasama dengan pemerintah setempat," kata Gatot. (Detik)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Kamis, 07 Januari 2016
Panglima TNI: Ada Radar yang Hanya Bisa Berdoa Saat ada Pesawat Asing Masuk
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Bakamla RI pada 15 Juli 2015 pukul 09.00 WITA menemukan kapal KM. Sinar Purnama di Perairan Tarakan. KAL Simaya yang merupakan unsur Operas...
-
Ekspedisi Belanda tiba di Nusantara pada 1596. Kapal-kapal Belanda menyusul, hingga terbentuk The Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). ...
-
Dalam waktu dekat Indonesia akan memiliki satu-satunya ahli nuklir di dunia yang menerapkan pengayaan uranium dengan teknologi rendah. ...
-
Submarine type 214 Angkatan Laut Portugal Kisah ini sengaja saya tulis berdasarkan catatan-catatan tertulis yang saya punya dan juga cer...
-
Masih ingat dengan drone combatan yang tengah dirancang Indonesia? Ya siapalagi kalo bukan Drone Medium Altitude Long Endurance Black Eagle....
-
Selain pembelian Su-35, Rusia juga telah memulai pembicaraan awal dengan Indonesia terkait pengiriman kapal selam diesel-elektrik (kelas Kil...
-
AH-64E Apache Untuk Indonesia merupakan tipe terbaru walau bukan tercanggih (AH-64D Longbow sebagaimana dimiliki Angkatan Darat Singapura) ...
-
Untuk memenuhi Minimum Essential Force (MEF), Indonesia telah memilih pesawat Sukhoi Su-35, sekaligus menggantikan peran F-5 Tiger yang suda...
-
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengaku tidak habis pikir dengan kegiatan intelijen yang dilakukan oleh Pemerintah Australia. Menl...
-
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) memeriksa 15 orang saksi terkait hilangnya 250 batang dinamit milik PT Batu Sarana Persada pada...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar