Sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso tengah disibukan dengan berbagai upaya pemberantasan narkoba. Namun selain urusan narkoba ternyata ada kegiatan lain yang ditekuni jenderal bintang tiga itu, yakni berburu dan mengutak-atik Jeep.
Buwas mengaku sudah hobi berburu sejak muda. Buwas adalah anak ketiga dari seorang veteran TNI yang lumayan dikenal di Pati, Jawa Tengah, almarhum Kolonel (Purnawirawan) Dangir Marwoto. Keluarga Buwas hampir semuanya suka berburu. Bahkan Buwas tercatat sebagai Ketua Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Seluruh Indonesia (Perbakin) Bidang Tembak Berburu.
"Saya sejak kelas 3 SD sudah jadi anggota Perbakin, suka berburu karena dari ayah saya. Kami sekeluarga hobi berburu," kata Buwas saat berbincang dengan detikcom di kediamannya di kompleks perwira TNI AD Bulakrantai, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Buwas mengatakan biasa berburu bersama dengan keluarga atau teman-temannya. Biasanya mereka berburu di daerah Sukabumi, buruan utamanya adalah babi hutan. Di sana mereka berkumpul dan menyiapkan segala keperluan berburu, Buwas sendiri punya koleksi lengkap dalam hal perburuan, mulai dari senjata, teropong berburu hingga Jeep. Buwas juga tak sembarangan berburu, hewan yang dilindungi, hewan yang sedang hamil dan masih anak-anak tak akan diburunya. Hasilnya biasanya diserahkan ke orang yang memerlukan dan lembaga konservasi.
"Biasanya bisa sampai bermalam di hutan buat cari buruan," katanya.
Selain menjalankan hobi, berburu ini menurut Buwas juga untuk membantu para petani yang kebun atau sawahnya diserang babi hutan. Para penduduk sudah tahu bila ada serangan babi hutan harus menghubungi siapa.
"Begitu ada babi hutan mendekati sawah, orang di sana telepon "Pak sawahnya sudah mulai diserang babi", terus saya sama adek saya ke sana, dor, dor, dor nggak usah jauh-jauh cari babi kan," ucap ayah 3 anak ini.
Buwas juga memberikan modal usaha kepada penduduk di sana, mulai dari modal untuk pengelolaan sawah hingga penggemukan ikan. Sistemnya bagi hasil antara petani dan Buwas.
"Orang sana bilang Pak butuh modal, 4 bulan panen, hasilnya dijual bagi segini yah. Ya terserah saya mah. Nanti begitu panen saya dapat 1/3 lah dari itu. Beras Alhamdulillah nggak pernah beli dapat dari sana, ada yang dari Sukabumi, Cianjur, Jampang. Jadi selalu dapat kiriman, kita besyukur aja," katanya.
Untuk menunjang hobi berburunya, Buwas juga mengoleksi puluhan senjata mulai dari laras panjang hingga pendek. Senjata itu disimpan Buwas baik-baik di rumahnya.
"Ini senjata spesial untuk berburu, senjata laras panjang. Mauser kaliber 308 buatan Jerman, terkenal ini senjata kala perang dunia kedua dipakai banyak untuk bertempur dan dipakai untuk sniper. Terkenal karena handal larasnya, besinya. Ini termasuk senjata tua. Klasik," kata Buwas sambil mengeluarkan senapan dari kantong penyimpannnya.
Selain itu ada juga Mauser, Ruger buatan Amerika berkaliber 270 dengan daya jangkau tembaknya yang cukup jauh. Ada lagi Blaser 300 Win Mag dan 338 Lapua Magnum yang berdaya jangkau 1,4 kilometer.
"Semua ini saya punya surat-suratnya, lengkap. Saya nggak pernah main-main sama izin, kan penegak hukum harus tertib," kata Buwas sambil menunjukan surat-surat senjata miliknya.
Selain senjata, ada juga Jeep yang selalu digunakan untuk berburu. Jeep Taft Kebo kesayangannya yang sudah menemani Buwas kemanapun dia pergi berburu.
"Jeep ini untuk mendukung hobi saya. Dulu saya nembak-nembak kan Jeep cuma satu punya ayah saya, pinjem. Ramai-ramai setelah kerja kita jadi kepikirian, ini harus punya untuk keaktifan kita," katanya. (Detik)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Senin, 04 Januari 2016
Profile : Berburu Salahsatu Hobi Komjen Buwas
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar