TNI Angkatan Udara (AU) identik dengan pesawat terbang. Anda mungkin sering melihat atraksi pesawat terbang ketika peringatan hari ulang tahun (HUT) TNI AU digelar. Misalnya HUT ke 67 pada 9 April sekarang ini. Tahukah Anda, bila pesawat angkut setelah masa kemerdekaan dulu merupakan hasil sumbangan rakyat Sumatra?
Dua tahun paska kemerdekaan, pemerintah RI yang masih bayi membutuhkan angkutan udara untuk jual beli barang, mengirim seorang diplomat, atau untuk mengirim pasukan secara cepat. Pesawat angkut pertama kali adalah RI-002, disusul RI-003, kemudian RI-004, kemudian RI-005, RI-006, dan terakhir adalah pesawat RI-001.
Lalu dari mana pemerintah membeli pesawat-pesawat itu? Seperti ditulis dalam buku Sejarah Operasi Penerbangan Indonesia periode 1945-1950 yang diterbitkan Dinas Sejarah TNI AU, setidaknya ada tiga pesawat dibeli dari hasil sumbangan rakyat Sumatra, yakni; pesawat Avro Anson pada Desember 1947.
Pesawat itu dibeli dari bangsawan Australia, H Keegan, dengan nomor registrasi VH-BBY. Pembelian pesawat dilakukan dengan cara barter emas seberat 12 kg sumbangan rakyat Sumatra. Pesawat ini kemudian diberi nama RI-003. Kemudian pesawat Avro Anson kedua yang dibeli pada 1948. Pesawat ini diberi nama RI-004.
Terakhir adalah pesawat Dakota yang juga hasil sumbangan rakyat Sumatra. Untuk mengumpulkan dana itu, Soekarno berpidato pertama kali pada 16 Juni 1948 di Aceh Hotel, Kuta Raja, dan berhasil menggugah semangat rakyat Sumatra khususnya Aceh.
Lalu panitia Dakota dibentuk, dan diketuai oleh Djunet Yusuf, Said Ahmad Al Habsji.
Dalam tempo dua hari, masyarakat Aceh berhasil mengumpulkan uang 130.000 straits dollar, lalu digunakan oleh pemerintah membeli pesawat Dakota RI-001 Seulawah. Pesawat ini adalah cikal bakal berdirinya perusahaan penerbangan niaga pertama, Indonesian Airways. Pesawat ini sangat besar jasanya dalam perjuangan awal pembentukan negara Indonesia.
Pesawat Dakota Seulawah ini memiliki panjang badan 19,66 meter dan rentang sayap 28.96 meter, ditenagai dua mesin Pratt & Whitney berbobot 8.030 kg. (Merdeka)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Jumat, 12 April 2013
Tiga Pesawat Pertama Indonesia Hasil Sumbangsih Rakyat Sumatra
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
TNI AL terus berbenah memperbaiki armada kapal perang mereka agar semakin disegani dan berwibawa. TNI AL harus memutar otak di tengah keterb...
-
Dogfight adalah bentuk pertempuran antara pesawat tempur, khususnya manuver pertempuran pada jarak pendek secara visual. Dogfighting perta...
-
Kapal berteknologi tercanggih TNI AL saat ini, KRI Klewang-625, terbakar di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur. Hingga berita i...
-
Pengakuan soal ketangguhan Tentara Nasional Indonesia di hadapan militer dunia lainnya seakan tak habis-habis. Setelah kisah Kopaska AL ata...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
-
PT Pindad (Persero) telah mampu memproduksi produk militer kelas dunia. Mengadopsi teknologi dan ilmu dari Eropa dan NATO (North Atlantic T...
-
Oleh : Prayitno Ramelan, Air Vice Marshal (Ret) Dasar pemikiran strategis dari Pimpinan TNI, khususnya TNI AU serta Kemenhan untuk memodern...
-
Sistem pertahanan Indonesia diciptakan agar menjamin tegaknya NKRI, dengan konsep Strategi Pertahanan Berlapis. SISTEM Pertahanan Indonesi...
-
Mayor Agus Harimurti Yudhoyono Brigif Linud 17 Kostrad mendapatkan penghormatan, menjadi pasukan AD pertama yang menggunakan Ba...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar