Separuh abad lebih TNI AU mengabdi untuk menjaga cakrawala NKRI, Tahun ini TNI AU merayakan ulangtahunnya yang ke 67. Sejarah perjalanan AU di langit Nusantara, di antaranya terbentuk dari peran pilot asal Amerika Serikat, Bob Freeberg dan pesawat miliknya Douglas C-47, belakangan diberi nama R1-002 (RI-002 diberikan karena RI-001 dicadangkan untuk pesawat kepresidenan yang akan dibeli dengan dana sendiri). Pesawat RI-002 ini berakhir tragis di Sumatra. Berikut ceritanya.
Dini hari, 1 Oktober 1948 pesawat RI-002 lepas landas meninggalkan Pangkalan Udara Maguwo dengan tujuan Bukittinggi. Rute yang ditempuh adalah; Maguwo-Gorda-Tanjung Karang-Bukittinggi. Menurut rencana pesawat akan meneruskan ke luar negeri untuk membeli pesawat baru dengan mengangkut 20 kg emas murni.
Seperti tertulis dalam buku Sejarah Operasi Penerbangan Indonesia periode 1945-1950 yang diterbitkan Dinas Sejarah TNI AU, RI-002 waktu itu diterbangkan pilot Robert Earl Freeberg alias Bob. Sedangkan co-pilot adalah Opsir Udara Bambang Saptoadji, engineer Opsir Muda Udara I Sumadi, dan radio operator Sersan Udara Suryatman.
Selama penerbangan, beberapa kali RI-002 berhubungan dengan stasiun radio udara atau call sign PCI di Sagan, Yogyakarta. Saluran radio ini dikenal dengan Aeradio, yaitu hubungan radio antara pesawat dengan stasiun radio di darat. Waktu itu radio dijaga oleh Sersan Mayor Udara Sumarno.
Komunikasi antara RI-002 dengan stasiun radio dilaporkan berjalan lancar hingga Tanjung Karang. Tetapi kenyataannya, hubungan radio antara pesawat dengan stasiun radio baik di Jawa maupun di Sumatera tidak berjalan baik. Sesuai prosedur, seharusnya komunikasi dilakukan secara periodik dengan jangka waktu satu jam setelah lepas landas. Namun itu tidak terjadi.
Sersan Mayor Sumarno beberapa kali memerintahkan RI-002 agar stand-by dan sewaktu-waktu, tetapi tidak ada jawaban. Sehingga sejak saat itu pesawat angkut sewaan itu dianggap hilang beserta para penumpang. RI-002 selama melaksanakan penerbangan tidak pernah disergap pesawat Belanda, meskipun dalam salah satu penerbangan ke Sumatra pernah kesasar karena cuaca buruk.
Surat kabar di Belanda ramai memberitakan hilangnya pesawat itu karena disergap pesawat Belanda. Namun pemerintah kolonial itu tidak pernah membenarkan atau membantah. Dengan demikian AURI menyatakan RI-002 dinyatakan hilang, dan tidak diketahui sebab musababnya.
Namun setelah 30 tahun menghilang, baru pada 14 April 1978 reruntuhan pesawat beserta kerangka jenazah ditemukan seorang penduduk yang hendak mencari kayu bakar di pegunungan Sumatera Selatan. RI-002 diperkirakan jatuh di Bukit Pungur, Kecamatan Kasui, Kabupaten Lampung, menabrak bukit akibat cuaca buruk.
Hal itu dibuktikan dengan penemuan kepingan bekas sayap pesawat yang telah disusun kembali bertuliskan RI-002. Kerangka jenazah sudah tidak bisa dikenali. Akhirnya, secara simbolik mereka dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Tanjung Karang dalam rangka peringatan Hari Bhakti TNI AU pada 29 Juli 1978. (Merdeka)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Jumat, 12 April 2013
Cerita Tragis Penerbangan Terakhir Pesawat RI-002
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar