Serma Marinir Joko Santoso adalah salah seorang yang tergabung dalam tim SAR gabungan pencarian helikopter EC 130 yang hilang. Joko wajar disebut sang penyelamat sebab anggota Satuan Angkatan Laut dari Lantamal I Belawan ini berhasil menyelamatkan Fransiskus (22), salah seorang penumpang helikopter yang jatuh pada Minggu (11/10/2015).
Diwawancarai di Pelabuhan Onan Runggu, Kabupaten Samosir, sesaat setelah turun dari kapal SAR, Rabu (14/10/2015), Joko mengisahkan penyelamatan Fransiskus. Awalnya, Joko bersama tim gabungan yang berjumlah delapan orang melihat sebuah benda mencurigakan muncul dan tenggelam.
Dalam hati, Joko menyakini benda tersebut merupakan barang bukti dari helikopter. Setelah jarak cukup dekat, Joko bersama timnya melihat sosok manusia yang mengapung. Dia melihat Fransiskus masih sempat berenang beberapa kayuhan. "Saya salah satu korban helikopter," kata Fransiskus lemah.
Melihat pria itu sudah terlihat sangat lemah, tim langsung melemparkan pelampung. Namun, saat itu, Fransiskus tak bisa meraih pelampung itu dan malah tenggelam. Tanpa pikir panjang, Joko langsung terjun ke danau dan menarik tubuh Fransiskus yang mulai tenggelam itu.
"Saya langsung terjun ke air dan menarik korban yang sudah mulai tenggelam," tutur pria berkulit legam dengan logat Jawanya yang kental itu.
Saat ditanya soal imbalan yang diinginkannya setelah menyelamatkan nyawa Fransiskus, Joko mengatakan, dia mengharapkan apa pun karena yang terpenting adalah dia bisa menyelamatkan nyawa seseorang. "Memang saya punya firasat bahwa saya akan menemukan sesuatu dalam pencarian," kata Joko.
Joko yang sudah berpengalaman dalam berbagai aksi penyelamatan di air itu menemukan korban tanpa pakaian dan hanya sebuah jam tangan yang melekat di tangan. Belajar dari pengalamannya, Joko langsung memberikan pertolongan pertama. Joko langsung menanggalkan pakaiannya dan memberikan pakaian itu kepada korban agar tubuhnya hangat.
Saat melihat tubuh korban menggigil, saat itu juga Joko memeluk korban dan berbagai cara dilakukan untuk menolong korban. "Bahkan, sewaktu saya melepas tangan dari genggaman korban, malah korban kembali menarik tangan saya. Mungkin karena menggigil dan ketakutan," kata dia.
Joko lalu menghubungi posko pencarian agar menyiapkan ambulans untuk mengangkut korban yang langsung dilarikan ke Puskesmas Onan Runggu guna mendapat pertolongan. Setengah jam berada di puskesmas, korban kemudian sadar dan dapat memberikan keterangan singkat. Selanjutnya, dia dirawat secara intensif di Rumah Sakit Umum Hadrianus Sinaga, Pangururan, Kabupaten Samosir.
Menurut Joko, korban Fransiskus lolos dari maut merupakan keajaiban Tuhan, apalagi melihat kondisi air yang sangat dingin, diperkirakan korban tidak bisa bertahan selama tiga hari dua malam. "Saya sendiri sebagai anggota marinir mengakui air Danau Toba sangat dingin dan satu malam saja saya dalam air, terus terang tidak mampu bertahan," kata Joko.
"Tapi, inilah mukjizat Allah. Saya bangga bisa menyelamatkan nyawa manusia. Itu merupakan tugas saya dan saya bangga melakukan pekerjaan ini. Terlepas dari suku, ras, agama, saya tidak pernah membedakannya," kata sang marinir.
Sepanjang pengalamannya sebagai anggota marinir, Joko Santoso juga pernah menyelamatkan seorang korban gempa Nias yang sudah lima hari terombang-ambing di laut tetapi bisa bertahan hidup. "Ini pengalaman berharga bagi saya. Mudah-mudahan korban lainnya bisa ditemukan secepatnya dan berharap masih hidup," ujar Joko mengakhiri penjelasannya. (Kompas)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Kamis, 15 Oktober 2015
Mengenal Serma Joko Susanto, Penyelamat Korban Helikopter EC 130
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
-
Aksi baku tembak kembali terjadi di perbatasan Jayapura, Papua dengan Papua Nugini antara aparat TNI dengan kelompok sipil bersenjata. Apar...
-
Bahwa partisipasi prajurit Kopassus dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan kesempatan yang sangat berharga dan sekaligus tantangan...
-
Ribuan senjata serbu SS2 V5C pesanan Kopassus sedang diproduksi oleh PT Pindad. Untuk tahap awal, Kopassus akan mendapatkan 1000 pucuk SS2...
-
Menjelang pelaksanaan Sail Morotai 2012, Staf Operasi Angkatan Laut (Sopsal) TNI AU membentuk tim khusus untuk melakukan sapu ranjau, inspe...
-
Konflik SARA di Ambon pernah sangat mengerikan. Situasi semakin buruk saat gudang senjata Brimob dijarah. Sejumlah anggota TNI maupun Polri ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar