Empat Menteri Pertahanan negara produsen Typhoon menyurati Menhan RI sebagai endorser untuk pembelian Typhoon. Sementara Rusia menyatakan, apalagi yang bisa mereka tawarkan, agar RI beli SU-35
Penawaran Sukhoi dan Typhoon telah memasuki tahap yang jauh dan kompleks. Spektrumnya tidak sebatas jangka pendek berupa pengadaan pesawat, tapi juga jangka panjang, berupa target politik internasional.
Jika dicermati betul, Indonesia terlalu besar untuk sekedar didekati dari sisi “loe jual gue beli”. Keluarnya UU yang mewajibkan TOT sementara begitu semangatnya negara lain menawarkan produk dan penguasaan teknologi menunjukkan negara ini memang terbukti tergolong istimewa. Jika selama ini kita meyakini pentingnya negara ini, makin lama makin kelihatan bahwa secara faktual hal itu bukan sebatas keyakinan sendiri tapi sebuah kenyataan.
Oleh karena itu, pemerintah harus mengerahkan semua kemampuannya agar semua potensi kerjasama itu bisa memberikan manfaat sebesar mungkin. Bagaimana kebutuhan segera atas skuadron yang hebat bisa dipenuhi sementara kebutuhan penguasaan teknologi juga bisa diraih.
Diperlukan kecermatan dan kecerdasan luar biasa untuk mengelola ini termasuk kemampuan diplomasi yang istimewa agar semua hal bisa dicapai semaksimal mungkin.
Demikian juga diperlukan kemampuan khusus mengatur anggaran agar bisa memenuhi semua tuntutan tersebut. Kompleksitas tahapan ini begitu tinggi, yang memerlukan keterlibatan penuh semua pembantu Presiden, termasuk menyamakan visi atas perjalanan bangsa ini ke depan. Mengapa? Teknologi penerbangan/antariksa, militer, selalu merupakan yang terdepan. Jika kita mampu menangani ini dengan bagus, kekuatan teknologi akan menjadi sangat prospektif yang akan berdampak luas bagi keseluruhan kepentingan bangsa.
Sumber : Roy | JKGR
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Selasa, 11 Agustus 2015
Mengelola Persaingan Typhoon dan Su-35
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
AH-64E Apache Untuk Indonesia merupakan tipe terbaru walau bukan tercanggih (AH-64D Longbow sebagaimana dimiliki Angkatan Darat Singapura) ...
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Pengakuan soal ketangguhan Tentara Nasional Indonesia di hadapan militer dunia lainnya seakan tak habis-habis. Setelah kisah Kopaska AL ata...
-
Densus 88 menerima pelatihan, dukungan perbekalan dan operasional yang luas dari Kepolisian Federal Australia. Namun muncul bukti yang sema...
-
Situasi politik di Provinsi Aceh meningkat usai bendera GAM disahkan jadi bendera Aceh. Di Banda Aceh, sekitar seribu orang mengarak bende...
-
Ekspedisi Belanda tiba di Nusantara pada 1596. Kapal-kapal Belanda menyusul, hingga terbentuk The Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). ...
-
Pesaing utama rudal AIM-120 AMRAAM andalan Amerika Serikat, R-77 kerap dijuluki AMRAAMSKI. Pertanyaan paling mendasar, sehebat apakah rudal ...
-
Pembangunan pesawat tempur generasi baru berkemampuan siluman KFX/IFX merupakan projek prestisius dalam bidang militer antara Korea Selatan ...
-
Puncak Everest di Pegunungan Himalaya, dengan ketinggian 8.848 meter, merupakan impian bagi setiap pendaki gunung di dunia untuk bisa mencap...
-
PT Pindad (Persero) telah mengembangkan dan memproduksi panser roda 6 bernama Anoa 6X6. Panser yang laris manis ini telah dipakai oleh TNI u...
semesti jet typhoon sama sukhoi 35 sudah kirim ke indonesia, tahap 2, dari jenis 2 jet ini untuk mengimbangi kekuatan udara amerika , & francis,
BalasHapus