Pemerintah Indonesia siap berkontribusi mengirimkan pasukan penjaga perdamaian di bawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa ke Suriah jika seluruh pihak terkait sepakat menyelesaikan konflik di Suriah secara damai tanpa opsi militer.
"Kalau solusinya adalah gencatan senjata, dan ada pasukan PBB yang mengawasi perdamaian, Indonesia siap untuk mengirimkan militernya untuk `peace keeping`," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa, terkait hasil pertemuan para pemimpin G20 tentang konflik Suriah.
Presiden mengatakan dalam pertemuan puncak G20 di Rusia, Indonesia menyampaikan pendapatnya atas keperluan untuk mendorong opsi damai bagi penyelesaian konflik di Suriah yang telah menelan ribuan korban jiwa dalam dua tahun terakhir.
Ia memaparkan dalam pertemuan di Rusia, terdapat dua kubu terkait penyelesaian konflik Suriah. Kubu pertama, kata Presiden, pihak yang menghendaki penggunaan kekuatan militer untuk menghukum pemerintah Suriah atas dugaan serangan dengan menggunakan senjata kimia, dengan ataupun tanpa mandat dari PBB. Sementara itu kubu yang kedua, tambah Presiden, berpendapat jika tindakan terhadap Suriah harus mendapat mandat PBB, yaitu Dewan Keamanan.
Presiden berharap makin banyak yang mendukung upaya penyelesaian secara damai yaitu suatu opsi politik tanpa opsi militer. Ia kemudian menjelaskan jika penyelesaian konflik Suriah hendaknya harus mampu mengakhiri aksi kekerasan dan perang saudara sehingga bantuan kemanusiaan dapat menjangkau negara itu untuk menolong rakyat sipil yang menjadi korban.
Pada kesempatan itu Presiden juga menyampaikan bahwa dirinya telah mengirim surat pada negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB, Presiden Suriah Bashar as-Assad, pemimpin ASEAN, dan Amerika Latin.
"Itu diplomasi all out kita," katanya.
Sebelumnya Presiden seusai menyelesaikan kunjungan kerjanya di Rusia mengatakan perlunya keterlibatan seluruh elemen di Suriah untuk terwujudnya penyelesaian konflik.
Ia juga menegaskan perlunya untuk melakukan gencatan senjata, menghentikan tembak menembak dan melakukan sejumlah langkah untuk memastikan adanya proses penyelesaian masalah di Suriah tanpa melibatkan kekuatan militer.
"Bersamaan dengan itu tidak menunggu segera dilakukan pertemuan tingkat tinggi yang disponsori dan tuan rumah oleh PBB rumuskan kerangka penyelesaian sejak entah besok, entah lusa sampai selesai. Apa yang dilakukan a, b, c, d, e, f manakala insya allah gencatan senjata dan cease fire itu bisa dijalankan, lantas kerangka penyelesaian itu mendapatkan kesepakatan pada tingkat Dewan Keamanan PBB dijalankan bukan tidak mungkin terbuka peluang yang lebih besar lagi yang akhirnya masuk ke dalam proses politik," tegasnya.
Antara
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Rabu, 11 September 2013
Indonesia siap berkontribusi dalam misi perdamaian Suriah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Di Era tahun 60an TNI AU/AURI saat itu pernah memiliki kekuatan udara yang membuat banyak negara menjadi ‘ketar ketir’, khususnya negara-ne...
-
Rusia mengharapkan Indonesia kembali melirik pesawat tempur sukhoi Su-35, pernyataan ini diungkapkan Wakil Direktur "Rosoboronexport...
-
by:yayan@indocuisine / Kuala Lumpur, 13 May 2014 Mengintai Jendela Tetangga: LAGA RAFALE TNI AU vs RAFALE TUDM Sejatinya, hari ini adalah...
-
Sejak ditemukan oleh Sir Robert Watson Wat (the Father of Radar) pada tahun 1932 sampai saat ini, radar telah mengalami perkembangan yang sa...
-
Tentara Nasional Indonesia (TNI) berencana menambah armada kapal selam untuk mendukung pertahanan laut. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), L...
-
Kiprah TNI Dalam Memelihara Perdamaian Dunia : Roadmap Menuju Peacekeeper Kelas Dunia "The United Nations was founded by men and ...
-
Kalau dipikir-pikir, ada yang ganjil dengan armada bawah laut Indonesia. Saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam gaek namun harus m...
-
Rencana Amerika Serikat (AS) menggeser 60 persen kekuatan militernya ke kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020 mendatang, membawa implikasi ...
-
(Disampaikan dalam Roundtable Discussion yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, bertema: Indonesia, Rusia dan G-20, Kamis 25 Apr...
-
Oleh : Brigjen TNI Bambang Hartawan, M.Sc Berangkat dari sejarah, ide sering berperan sebagai kekuatan pendorong di belakang suatu tra...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar